Senin, 21 November 2011

Interfrensi 
Interferensi adalah gejala superposisi gelombang yang kohern ysng  terjadi di dalam suatu ruang yang keheren. Secara umum interferensi dibedakan menjadi dua, yaitu interferensi konstruktif dan interferensi destruktif. Interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang memiliki fase yang sama.
(a)
(b)
Gambar 2.1: (a) pola interferensi konstruktif. (b) pola interferensi destruktif

1.2  Interferometer Micholson
Interferometer Micholson adalah alat yang digunakan untuk mengamati gejala interferensi dalam suatu film (lapisan tippis). Interferometer Micholson diciptakan oleh Albert A. Michelson dari Amerika. [1]

Gambar 2.2 prinsip kerja interferometer Michelson

Prinsip kerja dari Interferometer Michelson ini dapat dilihat seperti gambar 2.2. suatu cahaya monokromatik dari sumber sinarkan. Kemudian cahaya tersebut mengenai beam splitter Ms. Pada beam splitter cahaya ada yang dipantulkan ke M1 dan ada yang di pantulkan ke M2, masing-masing  caha yang dipantulkan ke M1 dan M2 tadi akan dipantulkan kembali ke Ms. jika panjang kedua lintasan sama, kedua berkas koheren yang tampak akan berinterferensi konstruktif dan akan terlihat terang. Sedangkan jika cermin yang dapat digerakkan di pindahkan sejau  , satu berkas akan menempuh jarak sejau . Dalam hal ini, kedua berkas  akan berinterferensi destruktif dan akan terlihat gelap. [3]

1.3  Beam Splitter

Beam splitter adalah perangkat optik yang berfungsi membelah seberkas cahaya menjadi dua. Beam spliter ini merupakan bagian penting dari interferometer.

Gambar 2.2 beam splitter

Pada umumnya, beam spliter berbentuk persegi panjang, terbuat dari dua prisma segitiga kaca yang direkatkan di pangkalan menggunakan balsam Kanada.

Bentuk lain dari beam splitter adalah cermin dichroic prisma perakitan yang menggunakan lapisan optik dichroic untuk membagi sinar masuk ke dalam sejumlah balok spektrum keluaran yang berbeda. Alat tersebut digunakan dalam multi-tabung kamera televisi berwarna, dalam tiga film kamera film Technicolor serta modern, tiga CCD kamera. Hal ini juga digunakan dalam proyektor LCD untuk 3 warna yang terpisah dan lampu sorot reflektor ellipsoid untuk menghilangkan radiasi panas. [3]

Minggu, 20 November 2011

MY PRIMADONA

It is about My Quantum Class.
Salah satu matakuliah horor di Jurusanku adalah Fisika Quantum. Semua mahasiswa di jurusanku mengakuinya, bahkan dosen-dosenpun sependapat tentang hal itu. Bukan mahasiswa fisika jika tidak pernah merasakan "asam manis" fisika kuantum. Aku akui, kalau sebenarnya mata kuliah satu ini menarik dan unik, aku suka itu. Tapi bukan karena aku senang mempelajarinya aku mahir dan menguasainya. Sebaliknya, untuk mempelajarinya saja aku harus jumpalitan memutar otak mengerahkan segala daya pikirku untuk menaklukkan satu soal saja.

Dulu, waktu aku masih Aliyah (Sederajat SMA) aku memang tergila-gila pada pelajaran yang berbau matematis, seperti fisika ataupun matematika. Oleh karena itu, aku memilih Fisika sebagai pilihan pertamaku. Alhamdulillah sekarang aku bisa berkuliah dengan tenang di salah satu PTN bergengsi di Surabaya sebagai mahasiswa Fisika. Aku banggan, tapi dengan apa aku membanggakannya? setelah menginjak semester ke-atas, aku mulai menemui berbagai macam hal-hal baru yang tidak pernah terfikir semasa Aliyah tentang dunia Fisika. Dan akhirnya di semester ini (Semester 5) takdir mempertemukanku dengan Fisika kuantum.
Ada beberapa dosen yang khusus di beri amanah untuk memegang mata kuliyah ini dengan khasnya sendiri-sendiri. Misalnya Mr. E, cara mengajar bapak ini sebenarnya enak dan mudah di fahami, tetapi jangan di tanya bentuk soal-soal nya yang di keluarkan saat quis ataupun uts dan uas. sulinta minta ampun. Selain itu, bapak ini hanya akan meluluskan 50% mahasiswanya di kelas. Dan sisanya siap-siap mengulang di semester depan. Lain Mr. E, lain pula Mr. A, cara mengajarnya aku tidak terlalu tahu banyak, mungkin hampir sama dengan kebnyakan dosen lainnya. Akan tetapi yang sangat membedakan adalah prosentase kelulusan. Untuk prosentase kuis, uts dll beliau hanya memberi prosentase 25%, sedangkan prosentase uas 75%. Gila gak sih..... Maka jika benar-benar tidak siap di UAS, maka siap-siap pula mengambil lagi semester depan.
Nah.... yang terahir adalah Mr. R, Mr yang satu ini tidak kalah unik. Aku tahu betul, karena beliaulah yang mengajar di kelasku saat ini. Beliau akan menjamin kami satu kelas akan lulus semua, tetapi beliau akan  memukul rata nilai kami di akhir dengan nilai C semua. Tetapi aku benar-benar tak mengerti apa yang beliau ajarkan di kelas, sama sekali tidak mengerti.
Beliau selalu memberi kami tugas dan dikumpulkan di pertemuan berikutnya. Tetapi, yang selalu jadi kebiasaan kami, setiap kali masuk kelas hanya satu atau dua orang yang sudah mengerjakan, dan yang lain? jangan di tanya. Sembari bapak tersebut menerangkan materinya melalui OHP, kami semua menulis besama sibuk menyalin kerjaan teman yang sudah selesai. Bapaknya tak pernah peduli akan hal ini, karena beliau terlalu asyik dengan dunianya sendiri, bercerita tentang persamaan Scrhodinger, sumur potensial, tangga potensial, persamaan Hermitte, dan masih banyak lagi. Setelah selesai menyalin, biasanya kami asyik dengan dunia kami sendiri, aku bisa merasakannya. Karena, sering aku sekedar menoleh kebelakang (maklum, dudukku selalu di depan, hehehe) dan aku melihat mayoritas teman-temanku asyik dengan dunianya sendiri, ada yang asyik dengan notebooknya, ada yang serius berkutat dengan hp-nya, ada yang sedang berdiskusi dengan teman di sebelahnya, dan ada pula yang tertunduk khusyuk (alias tidur). Entahlah.... Kelas macam apa ini...
Satu hal lagi yang kurang aku sukai dari Mr. ini, adalah beliau selalu memberi kami soal yang mungkin mustahil bagi kami untuk menyelesaikannya. Sampai pernah aku berfikir bahwa sepertinya dosenku ini malah senang apabila mahasiswanya tidak dapat menaklukkan soal-soalnya (jahat sekali bukan...). Tapi aku selalu berusaha membuang jauh-jauh pikiran kosong ini.
Untuk sekarang, tak banyak hal yang bisa aku kerjakan selain berdoa supaya aku dapat minimal mengerti apa yang beliau ajarkan dan semoga beliau tidak memberi hadiah C padaku di akhir semester ini.

Sumber:
Isi: pikiranku yang sedang nglantur
Gambar: http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&biw=1280&bih=607&tbm=isch&sa=1&q=persamaan+schrodinger&oq=persamaan+schrodinger&aq=f&aqi=&aql=&gs_sm=e&gs_upl=24798l47953l0l48398l50l38l3l20l1l1l1897l8782l1.1.1.1.6-2.4.1l15l0