Kamis, 26 April 2012

The Amazing Experience (Part II)

"RANU PANE BONUS RANU KUMBOLO"

Jumat, 06 April 2012 (Senja Hari)
Ketika menginjakkan kaki pertama kali di tanah Ranu Pane, kami langsung di sambut dengat dinginnya udara yang amat sangat dingin. Itulah udara terdingin yang pernah aku rasakan, hingga memaksa tubuhku menggigil hebat dan deretan gigiku bergemletuk. Tetapi terlepas dari itu, hatiku sangat senang dan entahlah aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.
Rombongan kami langsung menuju mushola kecil yang terletak di depan Lapangan untuk melaksanakan sholat maghrib. Setelah itu kami meletakkan semua barang kami di tenda yang telah disediakan oleh panitia. Sembari menunggu makan malam, aku dan temanku jalan-jalan ke pinggir api unggun di tengah lapangan. Ya, api unggun setidaknya dapat seddikit memberi kehangatan dan menghilangkan gemletuk gigiku.
Ketika kami berdua sedang asyik berbincang-bincang, kami melihat seorang laki-laki yang sepertinya tidak asing dan sepertinya kami berdua sudah mengenalnya. Tidak salah lagi, kami memang mengenalnya, laki-laki itu memang senior kami namanya Mas Abas (bukan nama sebenarnya). Kami langsung menyapanya dan tak lupa berbasa-basi, kami tak menyangka bisa bertemu di acara ini.
Saat itu juga, mas Abas menawari kami sesuatu yang menggiurkan, dia mengajak kami berdua untuk naik ke Ranu Kumbolo malam itu juga dan langsung turun lagi dini harinya, sehingga kami tetap dapat mengikuti acara "Ranu Pane Bersih" keesokannya. Tanpa berpikir dua kali, tanpa mempertimbangkan segala resiko yang mungkin terjadi dan akibat yang timbul kami berdua langsung setuju dang mengiyakan. Aku pernah membaca di sebuah novel, katanya Ranu Kumbolo itu adalah danau yang sangat indah dan terletak di lembah yang terletak di ketinggian lebih dari 2700 dpl. Dn ketika tiba-tiba ada yang mengajak kesana, aku tak kan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Sekitar pukul 8 malam kami berkumpul dan bersiap-siap untuk berangkat. Kami terdiri
(to be continued, tiba-tiba blank, there is no inspiration)

Selasa, 24 April 2012

The Amazing Experience (Part I)

"PERJALANAN PANJANG MENUJU RANU PANE"

Perjalanan panjang yang menakjubkan ini terjadi begitu saja tanpa terncana sebelumnya. Ya, ini adalah sebuah cerita tentang pengalamanku dan temanku di lereng dan punggung Mahameru. 

Jumat 06 April 2012
Pukul 3 dini hari aku dan temanku (sebut saja Mawar) sudah bersiap-siap dan siap berangkat menuju Stasiun Gubeng. Pada hari ini kami akan mengikuti acara yang bertajuk Ranu Pane Bersih yang diadakan oleh sebuah LSM yang bertempat di danau Ranu Pane di lereng Gunung Bromo Lumajang. Aku tergiur mengikuti acara ini karena ajakan Mawar yang di ajak oleh temannya di Malang. Tanpa berfikir dua kali aku langsung mengiyakan ajakan temanku ini. 
Dengan menumpang taxi kami bertolak dari kontrakan kami tercinta menuju Gubeng Station demi berharap mendapatkan dua kepig tiket ekonomi tujuan Malang. Ketika kami sampai di Stasiun, ssungguh terperangah aku, bagaimana tidak? Di luar pintu masuk stasiun Ratusan orang sudah memadati stasiun yang saat itu stasiun masih tutup. Setelah sekitar satu jam kami berdiri bersama ratusan "pesaing kami", akhirnya pintu masuk stasiun di buka. Dan langsung saat itu antrian di loket kereta ekonomi mengular bak ular piton yang panjang. Dalam sekejap tiket kereta kebernagkatan pukul 5 pagi dan 8 pagi sudah ludes. Oh, betapa sial pagi itu, kami tak berhasil mendapatkan tiket itu. Akhirnya aku dan temanku memutuskan menuju mushola yang berada di sebelah stasiun untuk melaksanakan Sholat Shubuh. 
Setelah itu, kami hanya duduk diam di teras mushola sambil meratap, pikirku dalam hati "sudah susah payah bangun jam setengah 3, di bela-belain naik taxi segala... eh, tetep gak dapet tiket). Akhirnya kami memutuskan pindah haluan menggunakan bis untuk menuju Malang, walaupun biaya dua kali lipat lebih mahal, tak apalah yang penting cepat sampai Malang. Untunglah ada dua temanku lagi yang berbaik hati mengantar kami ke Terminal. Beberapa jam kemudian kami sudah sampai di kontrakan temennya Mawar, yah... dia lah yang berbaik hati mengajak kami dalam kegiatan ini.
Setelah Sholat Jumat, kami berangkat menggunakan mobil pick up menuju Tumpang. Selama perjalanan, mataku dimanjakan oleh pemandangan kota Malang yang sudah bermetamorfosa seperti kota-kota besar ditemani lembutnya gerimis yang semakin membuat syahdu suasana. 
Sekitar pukul 3 sore, kami sampai di Tumpang, untuk selanjutnya kami menumpang Truk yang memang telah disediakan oleh panitia. Medan yang kami tempuh sudah bukan medang biasa lagi, Jalan menanjak dan sempit serta berliku. Membuatku harus banyak-banyak membaca sholawat selama perjalanan. Ditambah lagi dengan terpaan hujan yang deras membuat kami harus berjuang lebih keras untuk melindungi diri dari terpaan dinginnya air hujan.  Tetapi pemandangan yang tersuguhkan selama perjalanan tak juga membuatku bosan (subhanalloh banget deh pokoknya!). 
Semakin ke atas, akhirnya hujan reda dengan sendirinya. Namun, muncullah masalah baru! truck yang kami tumpangi juga mengangkut puluhan kardus air mineral. Dan karena medan yang semakin menanjak maka kardus-kardus tadi banyak yang ambruk dan menimpa kami (ya, semua kardus tadi mematuhi hukum Newton II,). Kardus-kardus tadi sangat patuh pada gaya Grafitasi yang mereka miliki, semakin ke atas medan yang kami lewati, maka semakin kuat kardus-kardus itu menekan kami semua, dan semakin tersiksalah kami. Dan tiba-tiba, di tengah perjalanan truck yang kami tumpangi berhenti. Ternyata ban belakang truk bocor. Oke, kami semua harus turun! tapi bagaimana caranya? jika pintu belakang truk di buka, maka akan berjatuhan botol-botol air mineral tadi yang telah terkoyak dari kardusnya karena air hujan. Akhirnya seperti bajing loncat, kami semua loncat dari bagian belakang truk. 
Setelah sekitar satu jam menunggu, akhirnya truk selesai diperbaiki. kami semua naik kembali ke truk, tapi posisi kami sudah tidak serapi waktu kami berangkat tadi. Para botol air mineral itu tadi praktis menutupi seluruh permukaan truk. Tak ada pilihan lain, terpaksa kami menduduki kardus-kardus air mineral yang merepotkan itu. 
Tetapi, ketidaknyamanan itu terbayar lunas oleh pemandangan yang semakin menakjubkan, bahkan semakin dingin dan menggigilnya udara tak terasa. Kami disuguhi oleh hamparan bukit yang dipenuhi padang rumput (orang-orang sih menyebutnya bukit Teletubies), sungguh bukit terindah yang pernah ku lihat, selain itu puncak Bromo yang elegan tampak jelas dan mempesona, serta puncak Mahameru yang funtastic juga ambil bagian, di tambah lagi berhektar-hektar sawah sengkedan milik para petani yang sangat indah tak membuat bosan mataku melihatnya. Akhirnya, saat Magrib tiba kami baru sampai di lokasi. Dinginnya Ranu pane menyambut kami.....

Sungguh perjalan yang sangat berliku, aku takkan melupakan rintangan yang kami hadapi mulai dari saat masih di Surabaya hingga sampai di lokasi. Ini adalah hari yang melelahkan sekaligus menakjubkan yang pernah ku alami. Tapi, ini barulah awal petualanganku, ini barulah permulaan.......

to be continued...

Selasa, 03 April 2012

SAYAPUN TAK SETUJU, TAPI ITULAH KONSEKWENSI

Belakangan ini Negri ini begitu heboh dengan isu kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak).. Sebagian besar kalangan jelas menentang hal ini. Tentu saja, begitu BBM naik, maka semua bahan kebutuhan, tarif transportasi umum, serta biaya pendidikan akan ikut-ikutan naik. Jelas, tak ada yang setuju akan hal itu bukan? Ketika harga BBM masih rendah saja sudah jutaan rakyat Negeri ini terlantar dan miskin, apalagi kalau harga BBM naik? tak tega aku membayangkan. Mungkin julah angka kemiskinan Negri ini akan terus melaju bak roket.
Tak heran beragam reaksi penolakan dari berbagai kalangan muncul dimana-mana. Mulai dari elemen mahasiswa, buruh, dan lainnya. Banyak buruh melakukan aksi, mereka menyuarakan aspirasi mereka. Mereka mengadu kepada wakil mereka yang intinya "hidup kami sudah susah, tolong jangan buat hidup kami tambah susah". Sungguh isronis sekali. Sedangkan para mahasiswa melakukan aksi di latar belakangi oleh beberapa faktor, selain mereka merasa bahwa keputusan itu juga akan menyensarakan mereka sendiri, sebagai agen of change jiwa mereka terpanggil untuk membela rakyat miskin seluruh Indonesia. Sebagai mahasiswa pula, aku juga sependapat dengan mereka, tetapi sudah benarkah cara mereka? who knows?
Dari berita-berita yang aku lihat, berbagai aksi yang dijalankan paca changers ini sungguh "menarik". Pengrusakan, pembakaran dan kerusuhan  mereka lakukan dimana-mana, sungguh kreatif sekali. Tetapi, terlepas dari semua yang dilakukan para mahasiswa ini tetaplah rakyat kecil yang jadi korban, Bagaimana tidak, akibat kerusuhan yang mereka lakukan, orang-orang malah resah untuk melakukan aktifitas, jalan-jalan utama macet bahkan di tutup sehingga para sopir angkut, sopir b us bahkan yang lain tak bisa mencari naafkah. Kalau sudah begitu apakah yang mereka lakukan itu hanya menambah kesusahan yang dialami rakyat? Sadarlah Boy, kita sudah dewasa. Membela itu perlu tapi bukan begini caranya... Dewasalah sedikit,
Menurut pemerintah, kenaikan BBM tak mungkin bisa dihindari lagi. Akupun juga sependapat, ya mau gimana lagi itu adalah sebuah konsekwensi kok!. Menurut Bapak wakil presiden kita Boediono mengnalogikan hal ini dengan perumpamaan yang bisa masuk di akal. Beliau menjelaskan ibarat BBM bersubsidi adalah sebuah bejana yang memiliki kran. Kran ini ibarat penghubung ke rakyat yang membutuhkan. Tetapi Boediono menggambarkan kran itu dengan banyak lubang. Lubang inilah analogi hilangnya BBM selama proses pendistribusian ke rakyat, misalkan di selundup, hilang di laut, hingga jatuhnya BBM itu ke tangan yang salah. Sehingga banyak sekali BBM bersubsidi yang jatuh ke tangan yang salah, sehingga menurut beliau langkah yang benar yang harus dilakukan adalah mengurangi insentif.
Tetapi sebenarnya masalah yang paling besar yang mengakibatkan keadaan ini terjadi adalah terlalu konsumtif semua manusia ddi dunia ini akan BBM. Jikalau semua manusia, khusunya manusia yang hidup di negara berkembang lebih bijak sedikit dalam menggunakan BBM, maka minyak takkan cepat naik dan harga minyak dunia tak cepat melambung tinggi. Andai saja kita lebih suka menaiki sepeda pancal ketika berangkat ke sekolah/kampus maka kebutuhan BBM-pun tak seheboh ini, andai kita lebih suka kendaraan umum maka kemacetan dan polusi tak semenyeramkan sekarang.
Bagiku, tak perlu menyalahkan siapapun akan terjadinya hal ini. Bagiku, kalaupun BBM naik, itu bukan salah pemerintah tapi itu adalah konsekwensi bagi kita karena telah memeras minyak dunia habis-habisan. Mulai dari sekarang, marilah kita lebih menyayangi bumi kita ini, kasihan dia... sekarang dia sedang sekarat karena kita sudah tak pernah memperdulikannya, kita hanya memperdulikan hidup kita saja, kita lupa kalau kita itu hidup di bumi. Sekarang saatnya berterimakasih kepadanya dengan menggunakan semua sumber yang dia punya termasuk BBM dengan lebih bijak dan lebih hemat.

Minggu, 01 April 2012

SELAYANG PANDANG

Seperti roda yang menggelinding
Seperti air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah
Seperti udara yang mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
Dan... seperti waktu yang terus berjalan tanpa mau berhenti barang satu detikpun

Tak terasa sudah sekitar 345 hari saya mengemban amanah ini, rasanya seperti kemarin saya dilantik. Menjadi seorang Sekretaris Departemen mungkin sebagian besar orang tugas itu tidak terlalu berat. Tapi bagiku, amanah ini bukanlah amanah yang tak bisa di anggap enteng, Tak usahlah saya paparkan.


Ahad, 1 Maret 2012
Sulit mengekspresikan apa yang saya rasa saat ini, senag? rasanya tidak, sedih? juga tidak. Satu sisi ada rasa lega karena sudah menjalankan LPJ kepengurusan, yang artinya setelah ini saya sudah buka pengurus lagi, tidak usah capek-capek mengurusi ini itu atau apapun, saya hanya akan bisa konsen 100% untuk akademik yang memang agak semrawut. Tapi, di satu sisi lain, ada rasa kurang puas dalam hati, dari lubuk hati yang amat sangat paling dalam sebenarnya saya ingin memutar waktu lagi, karena sebagai manusia biasa saya terkadang lalai dalam melaksanakan tugas dengan baik. Jika memungkinkan saya ingin memutar waktu saat itu.
Tetapi terlepas dari apapun, saya sangat bersyukur dengan semua yang saya alami. Karena apa yang telah saya alami telah memberikan pelajaran yang berharga dan tak bisa diukur dalam numerik dan tak bisa terbeli secara materi. 
Banyak suka, duka, tawa bahkan tangis telah saya lewati selama kurun waktu kurang lebih satu tahun ini. Sangat berkesan dan takkan erlupakan segala momen ini. Satu tahun ini, rasanya sebagai waktu emas untuk belajar menjadi lebih dewasa, blajar untuk memahami orang banyak, belajar untuk menjadi kakak, belajar untuk saling memahami sesama orang lain. 
Memang lucu terkadang manusia itu, dulu saya berharap kapan masa kepengurusan ini berakhir? tetapi pada tiba waktunya berakhir malah ingin kembali ke masa lalu.
Terlepas dari semua keluh kesah yang pernah saya ungkpkan, terlepas dari rasa bangga yang saya sumbarkan aku berharap. Semoga Organisasi yang kita pikul bersama ini dapat lebih baik, dan semoga apa yang kita pikul ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.
Dan, harapan dari hati kecil yang paling dalam saya dan tentunya teman-teman seperjuangan saya juga berharap semoga generasi penerus kami menjadi lebih dan lbih baik dari kami.